Kamis, 20 November 2014

GAMBANG KEROMONG



Tugas seni budaya tentang kesenian Betawi

Nama Kelompok :
  1. Nur Aida
  2. Kurnia Wisma Pransiska
  3. Lilis Oktaviani
  4. Yuni Hartanti
  5. Siti Nurafiyah

Kelas : XI Akuntansi

A. Pengertian

Seni Gambang Kromong adalah seni tradisi Betawi yang berakar dari seni tradisional Cina dengan menggunakan instrumen berbentuk gambang yang terbuat dari bilah-bilah kayu berjumlah 18 bilah, serta kromong merupakan instrumen pukul yang bentuknya mirip alat musik bonang Jawa. Seni ini dahulu berfungsi untuk menjamu serta menghormati tamu Cina yang datang ke Jakarta dan juga dimainkan saat menyambut tahun baru serta hari besar masyarakat Cina yang ada di Batavia. Seni ini pun berkembang pada masyarakat Betawi. Sekarang menjadi musik hiburan yang dimainkan pada acara pernikahan serta perayaan lain. Selain bisa dimainkan sebagai musik yang mandiri atau biasa disebut Phobin, gambang kromong digunakan pula untuk mengiringi tari Cokek dan Teater Lenong kesenian Betawi lainnya.
Hal yang menarik dari gambang kromong adalah lagu-lagu yang dibawakan biasanya lagu-lagu bersifat humor, penuh gembira, dan kadangkala bersifat ejekan atau sindiran.  Pembawaan (Performance) lagu dinyanyikan secara bergilir antara laki-laki dan perempuan sebagai lawannya.

B. Sejarah

Berdasarkan sumber-sumber Belanda, sejak abad 17 penduduk Batavia sudah sangat majemuk, dalam buku Dagh Register 1673 penduduk Batavia berjumlah 32.0.68 orang dan 2.747 orang diantaranya adalah keturunan Cina, mereka berkembang terus dan pada tahun 1893 sudah mencapai 26.569 orang dari jumlah penduduk seluruhnya 110.669 orang.
Sebagai penduduk yang relatif besar, pada tahun 1880 mereka pun membawa budaya tanah leluhur yaitu diantaranya musik Cina.
Musik yang bernama gambang kromong itu berasal dari warga Cina bernama Bek Teng Tjoe yang ingin menjamu tamu. Pada awal perkembangan, lagu yang dibawakan masih lagu Cina, kemudian mulai diisi oleh lagu-lagu Betawi.
Sejalan dengan perkembangan penduduk Cina dan masyarakat lainnya, perkembangan demografis berubah, daerah pinggiran Jakarta, termasuk Tangerang yang sekarang masuk wilayah propinsi Banten menyimpan seni Gambang Kromong ini sebagai musik khas daerahnya. Sekarang gambang kromong bukan lagi monopoli etnis keturunan Cina tapi hampir merupakan musik khas daerah pinggiran Betawi.

C. Alat Musik

Alat musik yang digunakan dalam seni gambang kromong ini terdiri atas : Gambang, Kromong, Ning Nong, Kecrek, Gong, Gendang, Kongahyan, yang berukuran sedang disebut Tehyan, Sukong serta bangsing atau Suling.
Gambang, yaitu instrumen pukul dengan bilah-bilah kayu berjumlah 18 buah, dengan skala tangga nada khas Cina.








 Kromong, yaitu instrumen pukul dari logam, bentuknya mirip dengan bonang Jawa.









Kecrek, berupa dua buah piringan dari logam yang dikaitkan pada kerangka. Pemukul yang digunakan terbuat dari kayu.








Gong dan Kempul, sebagai instrumen kolomotik mirip sekali penggunaannya dengan alat musik gamelan Sunda atau Jawa.










Instrumen gesek tiga buah, bentuknya mirip satu sama lainnya. Yang paling kecil disebut Kongahyan, yang berukuran sedang disebut Tehyan, dan berukuran paling besar disebut Sukong.

Kongahyan :                             

Gbr. Kongahyan
Gbr. Tehyan
Gbr. Sukong
              



Gendang yang mirip sekali dengan alat musik gendang Sunda lengkap dengan gendang kecilnya.









Bangsing atau Suling yang memiliki enam lubang yang dimainkan dalam posisi horisontal.










D. Perkembangan Gambang Kromong Sekarang

Sekarang juga terdapat istilah “gambang kromong kombinasi” Gambang keromong kombinasi adalah orkes gambang keromong yang alat-alatnya ditambah atau dikombinasikan dengan alat-alat musik Barat modern seperti gitar melodi, bas gitar, organ, saksofon, drum dan sebagainya, yang mengakibatkan terjadinya perubahan dari laras pentatonik menjadi diatonik.  
Kehadiran gambang kromong kombinasi tanpa terasa mengganggu ciri khas dari gambang kromong sendiri. Lagu-lagu yang dimainkan gambang kromong kombinasi berlangsung secara wajar dan tidak berkesan dipaksakan.

SUMBER PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar